Menjadi fan

Gue yakin lu semua pernah denger kata "fan". Malah gue yakin lu semua adalah seorang fan. Nah, apa sih fan itu? Fan itu kira-kira pengertiannya adalah seseorang yang sangat antusias terhadap sesuatu atau sangat menyukai sesuatu. Sesuatu yang dimaksud di sini bermacam-macam jenisnya, seperti klub olahraga, artis, pemusik, film dan lain sebagainya. Dalam tulisan ini gue pengen mengutarakan sesuatu tentang menjadi seorang fan.

Fan bisa juga disebut sebagai suporter, atau pendukung. Fan bukan cuma sekedar suka, tetapi juga memiliki keinginan untuk mendukung dan me-support sesuatu yang disukainya. Di sinilah sesungguhnya perbedaan dari pernyataan "gue suka dengan Bon Jovi" dengan "gue nge-fan sama Bon Jovi". Dalam kehidupan sehari-hari memang dua kata ini cenderung kabur dan diartikan sama, padahal sesungguhnya berbeda.

Hal tersebut mengakibatkan suatu cara berpikir yang berbeda bagi gue. Gue gak akan dengan mudah ngomong bahwa gue adalah fan ini, fan dia atau fan itu jika gue gak bisa menunjukkan dukungan gue secara nyata. Bagi gue, menjadi fan itu sulit. Beda dengan menjadi suka yang bisa datang pada saat itu juga, menjadi fan membutuhkan proses perkenalan dari sekedar suka hingga menjadi pendukung. Jika rasa suka itu bisa pergi begitu saja saat kita mulai jenuh, maka rasa menjadi seorang fan itu akan sulit pergi.

Menjadi seorang fan itu harus siap mental, karena kadang-kadang kita harus berhadapan dengan orang-orang yang membenci atau kontra dengan sesuatu yang kita idolai tersebut. Saat bertemu orang-orang seperti inilah  kadar kedewasaan kita sebagai fan diuji. Fan yang nggak kuat mental akan balik menghina dan menghujat. Trus fan yang kuat mental bakal ngapain? Biasanya sih cuman senyam-senyum aja, hehe.

Menjadi fan berarti memberi dukungan dengan sepenuh hati, seburuk apapun produk yang dihasilkan. Namun bukan berarti kita menjadi fan yang buta dan selalu membenarkan apapun yang dilakukan. Mendukung juga tetap harus berpikiran logis, jika apa yang dilakukan oleh idola kita salah, bukan berarti kita harus selalu membelanya. Kritik yang membangun merupakan salah satu bentuk dukungan kita kepadanya.

Menjadi fan juga harus siap mengeluarkan uang lebih. Ini mutlak sifatnya. Saat kita mulai mendalami apa yang kita idolakan dengan sungguh-sungguh, saat itulah mereka akan mulai mengeluarkan produk-produk menggiurkan yang membuat kita sangat ingin memilikinya. Jadi rajin menabung sifatnya wajib.

Menjadi fan berarti harus tetap hormat kepada fan yang lain. Maksudnya adalah, jika kita menjadi fan suatu grup musik misalnya, maka bukan berarti kita bisa seenaknya menghina fan grup musik yang lain. Saling olok mengolok antar fan adalah hal yang konyol. Sekelompok fan secara tidak langsung menjadi suatu alat untuk membangun image dan melakukan promosi. Jika fan-nya berkelakuan buruk, dampaknya adalah pada apa yang diidolakan.

Menjadi fan itu memang gampang-gampang susah. Bagi gue malah susah, karena sebenernya menyimpan beberapa hal di dalamnya. Tanggung jawab untuk selalu mendukung, siap mental, sampai tanggung jawab untuk menjaga image bagi sesuatu yang kita idolakan. Siapkah kalian menjadi fan?

QUOTE
Bill Shankly said "If you can't support them when they lose, don't support them when they win" 


2 comments:

  1. yah , jadi fans itu emang susah banget ._. , butuh kesabaran dan ketangguhan yang luar biasa kalau kita benar-benar ingin dikatakan sebagai "fans" yang setia :)

    ReplyDelete
  2. Poin di paragraf lima.... Masih paling sulit diterapkan oleh kebanyakan orang yang mengaku fan....

    ReplyDelete