The Raid is wow, just wow



Akhirnya kesampaian juga gue nonton The Raid, film yang dalam tiga minggu terakhir ini terus mengundang pujian dari dalam maupun luar negeri. Sebuah film garapan Gareth Evans ( yang juga sutradara Merantau ) dan diperankan oleh Iko Uwais yang juga tokoh utama film Merantau. Gue sudah penasaran sejak film ini mulai didengungkan sekitar sebulan yang lalu, film yang katanya murni action. 

Film ini bercerita tentang serbuan suatu kesatuan polisi kepada gerombolan penjahat yang bersarang di sebuah gedung tua yang juga berfungsi sebagai apartemen. Di mana apartemen tersebut menjadi sarang berbagai macam jenis penjahat. Buat kalian yang terbiasa menonton film karena menginginkan plot cerita yang dalam dan "njlimet", film ini tidak sesuai harapan kalian. Seting dan fokus cerita film ini sesuai dengan judulnya, The Raid, atau bisa diterjemahkan sebagai serbuan / serangan (judul asli film ini memang serbuan maut). Tidak ada cerita cinta berkaca-kaca di sini, tidak ada adegan nan heroik, tidak ada dialog yang lebay, intinya adalah proses penyerangan para polisi ke markas penjahat dan pertarungan hidup mati di antara mereka.

Selama sekitar 100 menit penonton disuguhkan dengan aksi-aksi yang membuat hati berdebar. Scene pertama film ini saja sudah membuat saya ternganga dan jantung berdetak keras. Si bos penjahat, yang gue gak tahu namanya, menembak mati 4 orang tawanan, ditembak di kepala, dan kamera tepat di samping kepala yang meledak itu, bisa membayangkan? Adegan-adegan seperti ini bukan hanya disuguhkan pada bagian awal saja, namun sepanjang film. Tusukan-tusukan pisau, ledakan pistol, darah, kepala meledak ada di mana-mana. Jika ada teman yang bilang bahwa film ini banyak adegan kekerasannya, dia salah, film ini dipenuhi adegan kekerasan, tapi artistik. Ya, setidaknya menurut gue.

Koreografi action yang ditampilkan oleh para pemainnya pun jempolan. Gue salut pada Gareth Evans dan Iko Uwais yang menampilkan seni bela diri asli Indonesia, pencak silat, di sepanjang adegan fighting film ini. Adegan demi adegan bertarung benar-benar terlihat mengalir di sini, jauh dari kata dibuat-buat, tidak terlihat seperti direncanakan. Pertarungan tangan kosong maupun dengan pisau tersuguh dengan apik, dan 70% film ini dipenuhi adegan seperti itu. Selama 100 menit film ini pulalah gue nggak mengalihkan pandangan dari layar, semua adegan action-nya bener-bener flawless. Saking serunya sampe gue nggak makan dan nggak minum. Bukan karena adegannya yang hardcore, tapi karena tidak sempat. Semua waktu gue habis untuk melihat layar.

Akhir kata, film ini adalah film yang wajib ditonton bagi semua orang yang mengaku penggemar besar film action. Dari semua film action yang pernah gue lihat, film inilah yang benar-benar action. Film Hollywood jadi seperti film anak-anak jika disandingkan dengan film ini. Sampai sekarang pun semua adegan itu masih terngiang di kepala gue.

Oh iya, ada kejadian lucu waktu gue nonton. Setiap kali ada adegan finishing atau membunuh, gue selalu berteriak-teriak dengan sangat excited. Buset ! Keren ! Sangar ! Itulah kata-kata yang terlontar dari mulut sgue. Di sebelah kiri gue ada cewek yang sepertinya takut dengan adegan-adegan tersebut, dan dia sepertinya empet banget melihat tingkah gue yang sangat menikmati adegan-adegan tersebut.

Akhirnya, inilah film Indonesia berkualitas. Gue bosan setiap pergi ke bioskop selalu disuguhin film yang katanya horor, padahal yang dijual malah paha dan dada pemainnya. Jika saja gue punya uang lebih, gue pengen lihat lagi film ini, tapi nanti sajalah, gue beli DVD originalnya pas udah keluar.

:D

No comments:

Post a Comment